3.
Badak bercula Dua atau Badak Sumatera Timur,
Juga
diketahui sebagai badak bercula dua Asia (Dicerorhinus sumatrensis
harrissoni) adalah subspesies yang terancam punah dari badak
Sumatera.
Badak ini pernah menyebar di Kalimantan. Jumlah
populasi badak ini menurun menjadi 50 badak akibat dari perburuan badak untuk
culanya dan kehilangan habitat. Populasi badak Sumatera Timur masih tersisa di Sabah.
4.
Musang Congkok
(latin : Prionodon Linsang)
Dengan berat
mencapai 5 kg dan mempunyai panjang sekitar 71 cm hewan ini cukup gesit untuk
memanjat pepohonan. Di temukan di wilayah pegunungan Aceh dan Sumatera Barat.
Mamalia kecil dan beberapa jenis serangga adalah makanan kesukaannya.
5. Singapuar (latin : Tarsius Bancanus)
Dijuluki sebagai primata terkecil di dunia. Mempunyai berat tubuh antara 80 –
140 gram dan panjang cuma 12 – 15 cm cukup layak bila disebut primata terkecil.
Walaupun mempunyai sepasang mata yang besar yang ukurannya melebihi volume
otaknya tapi hanya dapat digunakan pada malam hari saja. Mirip dengan burung
hantu. Kepulauan Riau, kepulauan kalimantan dan sumatera bagian selatan juga
tenggara adalah habitat aslinya.
6. Ikan Belida (latin : Notopetrus Chitala)
Dengan panjang
tubuh mencapai 87, 5 cm dan berat tubuh dapat mencapai 1 kg, cukup besar untuk
ukuran ikan air tawar. Bentuk tubuhnya seperti pisau dan makanan
kesukaannya adalah ikan-ikan kecil juga udang. Perairan air tawar di wilayah
jawa dan kalimantan merupakan habitat aslinya.
7. Harimau Sumatera ( latin : Panthera Tigris Sumatrae)
Harimau
Sumatera adalah subspesies harimau
terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna paling gelap di antara semua
subspesies harimau lainnya, berat 300 pound atau sekitar 140 kg, sedangkan
tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm. Betinanya rata-rata memiliki
panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 91 kg.
Belang harimau Sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Harimau
ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan
tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika
melahirkan.
Harimau
Sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini mampu hidup di
manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di
banyak tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal di cagar
alam dan taman nasional, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang
ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang 250 ekor lagi yang
dipelihara di kebun binatang di seluruh dunia.
8.
Anoa ( latin :
Bubalus Depressicornis)
Sekilas lebih
mirip kambing dengan ukuran yang besar. Yang membedakan dengan kambing selain
ukuran tubuhnya yang besar adalah adanya tanduk runcing yang mencapai 30 cm
panjangnya. Adalah termasuk mamalia yang mempunyai kuku genap. Anoa adalah
hewan khas Sulawesi. Ada dua
spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus
quarlesi)
dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya
tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa
akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak
tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat
kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk
diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa,
Anoa de Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan
Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura,
atau Anoa des Plaines.
9.
Burung Elang Jawa
( latin : Spizaetus Bartelsi)
Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul
yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat
kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam
dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan
sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis,
Ketika terbang, elang Jawa serupa dengan elang brontok (Nisaetus
cirrhatus) bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan
perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil. Bunyi nyaring
tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara
satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli.
Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski
perbedaannya cukup jelas dalam nadanya. Sebaran elang ini terbatas di Pulau
Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di
wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada
peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh
belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada
wilayah berlereng. Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai,
meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia.
Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon
tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang
berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran
kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampai
dengan anak monyet. Masa
bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni. Sarang berupa tumpukan
ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi
20-30 di atas tanah. Telur berjumlah satu butir, yang dierami selama
kurang-lebih 47 hari.
10.
Babirusa (latin :
babyrousa babyrussa)
Buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, jamur dan dedaunan merupakan makanan yang biasa
disantap sehari-hari. Mempunyai taring yang mencuat keluar sebagai tameng mata
dari duri dan rotan ketika mereka mencari makan. Habitatnya meliputi pulau
sulawesi, kepulauan maluku dan sekitarnya.