Tempat kedua yang kami kunjungi adalah Masjid Istiqlal, yakni masjid terbesar di Asia Tenggara. ISTIQLAL artinya MERDEKA. Masjid ini merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa dan rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan dari cengkraman penjajah selama kurang lebih 350 tahun.
Sepanjang perjalanan menuju masjid Istiqlal lalu-lintasnya terlihat macet. Kami sangat senang sekali ketika bis kami melintasi Monumen Nasional (Monas). Karena macet, kami jadi bisa memandangi Monas berlama-lama. Sebenarnya, aku juga ingin sekali turun dari bis melihat-lihat Monas.
Di Masjid Istiqlal ini kami Shalat dzuhur dan jama’ takdzim Shalat Ashar serta beristirahat sejenak. Di masjid ini, kami melihat-lihat bukti kebesaran Islam dan bermacam bentuk al-qur’an.Aku dan teman-teman kembali berfoto-foto di masjid ini. Nih dia fotonya…
Ada beberapa temanku yang kehilangan barang-barangnya. Mulai dari uang, handphone, tas dan bahkan salah seorang guru pembimbing kami kehilangan sepatu ! jadi, terpaksa deh beliau membeli sandal jepit untuk alas kaki.
Mau tahu lebih jauh tentatang masjid Istiqlal? Yuk Cek it out!
SEJARAH MASJID ISTIQLAL
IDE PENDIRIAN MASJID
Pada tahun 1950, KH. Wahid Hasyim yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama RI dan H. Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di Deca Park, sebuah gedung pertemuan di jalan Merdeka Utara, tidak jauh dari Istana Merdeka. Pertemuan dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman, yang membahas rencana pembangunan masjid. Masjid tersebut disepakati akan diberi nama Istiqlal. Secara harfiah, kata Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang berarti: kebebasan, lepas atau kemerdekaan, yang secara istilah menggambarkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat berupa kemerdekaan bangsa.
Pada tahun 1953, Panita Pembangunan Masjid Istiqlal, melaporkan rencana pembangunan masjid itu kepada kepala negara. Presiden Soekarno menyambut baik rencana tersebut, bahkan akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid Istiqlal. Kemudian Yayasan Masjid Istiqlal disahkan dihadapan notaris Elisa Pondag pada tanggal 7 Desember 1954.
Presiden Soekarno mulai aktif dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal sejak beliau ditunjuk sebagai Ketua Dewan Juri dalam Sayembara maket Masjid Istiqlal yang diumumkan melalui surat kabar dan media lainnya pada tanggal 22 Pebruari 1955. Melalui pengumuman tersebut, para arsitek baik perorangan maupun kelembagaan diundang untuk turut serta dalam sayembara itu.
Presiden Soekarno mulai aktif dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal sejak beliau ditunjuk sebagai Ketua Dewan Juri dalam Sayembara maket Masjid Istiqlal yang diumumkan melalui surat kabar dan media lainnya pada tanggal 22 Pebruari 1955. Melalui pengumuman tersebut, para arsitek baik perorangan maupun kelembagaan diundang untuk turut serta dalam sayembara itu.
PENENTUAN LOKASI
Terjadi perbedaan pendapat mengenai rencana lokasi pembangunan Masjid Istiqlal. Ir.H. Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI) berpendapat bahwa lokasi yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jl. Moh. Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia. Dengan pertimbangan lokasi tersebut berada di lingkungan masyarakat Muslim dan waktu itu belum ada bangunan di atasnya.
Sementara itu, Ir. Soekarno (Presiden RI) mengusulkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina, yang di bawahnya terdapat reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah dan pusat-pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan simbol kekuasaan kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia bahwa masjid selalu berdekatan dengan kraton.. Namun, setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina bekas benteng Belanda.
SAYEMBARA MAKET
SAYEMBARA MAKET
Dewan Juri sayembara maket Masjid Istiqlal, terdiri dari para Arsitek dan Ulama terkenal. Susunan Dewan Juri adalah Presiden Soekarno sebagai ketua, dengan anggotanya Ir. Roeseno, Ir. Djuanda, Ir. Suwardi, Ir. R. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H. Abu Bakar Aceh, dan Oemar Husein Amin.
Sayembara berlangsung mulai tanggal 22 Februari 1955 sampai dengan 30 Mei 1955. Pada tanggal 5 Juli 1955, Dewan Juri menetapkan F. Silaban sebagai pemenang pertama. Penetapan tersebut dilakukan di Istana Merdeka, sekaligus menganugerahkan sebuah medali emas 75 gram dan uang Rp. 25.000. Pemenang kedua, ketiga, dan keempat diberikan hadiah. Dan seluruh peserta mendapat sertifikat penghargaan.
Sayembara berlangsung mulai tanggal 22 Februari 1955 sampai dengan 30 Mei 1955. Pada tanggal 5 Juli 1955, Dewan Juri menetapkan F. Silaban sebagai pemenang pertama. Penetapan tersebut dilakukan di Istana Merdeka, sekaligus menganugerahkan sebuah medali emas 75 gram dan uang Rp. 25.000. Pemenang kedua, ketiga, dan keempat diberikan hadiah. Dan seluruh peserta mendapat sertifikat penghargaan.
PEMASANGAN TIANG PANCANG
Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, disaksikan oleh ribuan ummat Islam. Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Sejak direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek ini tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif.
Setelah situasi politik mereda,pada tahun 1966, Menteri Agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.
PERESMIAN
Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.
Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp. 7.000.000.000,- (Tujuh Milyar Rupiah) dan US$. 12.000.000 (dua juta Dollar AS). ï‚ Teks: Tim Penyusun/Foto:Dok.BPPMI
Setelah situasi politik mereda,pada tahun 1966, Menteri Agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.
PERESMIAN
Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.
Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp. 7.000.000.000,- (Tujuh Milyar Rupiah) dan US$. 12.000.000 (dua juta Dollar AS). ï‚ Teks: Tim Penyusun/Foto:Dok.BPPMI
KEGIATAN MASJID ISTIQLAL (sumber: http://masjidistiqlal.or.id)
Presiden SBY menitipkan Qurban Sapi |
-DIALOG ZHUHUR (Ba'da Zhuhur)
-TA'LIM MASJID ISTIQLAL
Jenis Ta’lim antara lain:
1. Ta’lim Kaum Ibu
2. Baca Al-qur’an
3. Study Islam bagi Remaja
4. Dialog Ahad
5. Ta’lim Ba’da Ashar
6. Tadarus Al-Qur’an
7. Pengajian hadits interaktif
8. Manajemen Qolbu (MQ)
9. Pengajian Intelektual
-KONSULTASI AGAMA-LAZMI (Lembaga Amil Zakat Masjid Istiqlal)
-KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) ISTIQLAL
-PUSAT PERPUSTAKAAN ISLAM INDONESIA (PPII)
Suasana Pelaksanaan Shalat Ied |
PPII selain melayani pengguna jasa informasi dan pelayanan peminjaman buku. Juga melakukan program pendidikan kursus dasar pengelolaan perpustakaan teori dan praktek. Jam buka PPII : Senin s/d Jum'at Pkl. 08.30-15.30 Wib Sabtu. Pkl. 08.30-13.00 Wib Ahad / Hari Besar Libur. Tempat Lantai Dasar Masjid Istiqlal Kmr. 7-8 Telp. 3850432
-BIMBINGAN PENGISLAMAN
-SHALAT GHAIB
Teman-teman, Masjid Istiqlal ini adalah masjid kebanggaan Negara Kita Indonesia, karenanya kita juga harus tahu tentang masjid ini. Oke deh, sampe sini dulu ya… nanti disambung lagi dengan wisata ke Museum Fatahillah…. See You ..