1. Orang Utan
Ciri khas hewan
langka ini ialah mempunyai rambut yang begitu panjang dibandingkan jenis kera
lain. Orang utan mencakup dua spesies,
yaitu orang utan sumatera (Pongo abelii) dan orang utan kalimantan
(borneo) (Pongo pygmaeus). Buah-buahan adalah makanan utama dan juga kesukaannya. Orangutan dapat bergerak cepat dari pohon ke
pohon dengan cara berayun pada cabang-cabang pohon, atau yang biasa dipanggil brachiatin. Mereka juga dapat berjalan dengan kedua
kakinya, namun jarang sekali ditemukan. Orang utan tidak dapat berenang
Orangutan betina biasanya melahirkan pada
usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan;
hampir sama dengan manusia. Bayi orangutan dapat hidup mandiri pada usia 6-7
tahun. Kebergantungan orangutan pada induknya merupakan yang terlama dari semua
hewan, karena ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa bertahan hidup,
mereka biasanya dipelihara hingga berusia 6 tahun. Orangutan berkembangbiak lebih
lama dibandingkan hewan primata lainnya, orangutan betina hanya melahirkan
seekor anak setiap 7-8 tahun sekali. Umur
orangutan di alam liar sekitar 45 tahun, dan sepanjang gidupnya orangutan
betina hanya memiliki 3 keturunan seumur hidupnya. Dimana itu berarti reproduksi
orangutan sangat lambat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_utan)
Orangutan saat ini hanya terdapat di Sumatra
dan Kalimantan, di wilayah Asia Tenggara. Karena tempat tinggalnya merupakan
hutan yang lebat, maka sulit untuk memperkirakan jumlah populasi yang tepat. Di
Borneo, populasi orangutan diperkirakan sekitar 55.000 individu. Di Sumatra, jumlahnya diperkirakan sekitar
200 individu. Hal ini terjadi akibat pembukaan lahan yang berlebihan
2.
Badak Bercula Satu (latin :
Rhinoceras Sundaicus)
Badak jawa atau Badak
bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu
dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk
ke genus yang sama dengan badak india dan
memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang
3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan
lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran
culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula
spesies badak lainnya.(http://id.wikipedia.org/wiki/Badak_jawa)
Dijuluki sebagai primata terkecil di dunia. Mempunyai berat tubuh antara 80 – 140 gram dan panjang cuma 12 – 15 cm cukup layak bila disebut primata terkecil. Walaupun mempunyai sepasang mata yang besar yang ukurannya melebihi volume otaknya tapi hanya dapat digunakan pada malam hari saja. Mirip dengan burung hantu. Kepulauan Riau, kepulauan kalimantan dan sumatera bagian selatan juga tenggara adalah habitat aslinya.
Harimau Sumatera adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, berat 300 pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 91 kg. Belang harimau Sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
Buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, jamur dan dedaunan merupakan makanan yang biasa disantap sehari-hari. Mempunyai taring yang mencuat keluar sebagai tameng mata dari duri dan rotan ketika mereka mencari makan. Habitatnya meliputi pulau sulawesi, kepulauan maluku dan sekitarnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak
jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi
di seluruh Nusantara,
sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies
ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan
di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka
di bumi.[4] Populasi
40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia.
Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan
perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh
perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan
tradisional Tiongkok, dengan
harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap. Berkurangnya populasi badak ini juga
disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang,
seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga
menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan. Kawasan
yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat.
Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di
alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah
dan daerah daratan banjir besar. Badak jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali
untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok
kadang-kadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral.
Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan
menyerang manusia jika merasa diganggu.
3.
Badak bercula Dua atau Badak Sumatera Timur,
Juga
diketahui sebagai badak bercula dua Asia (Dicerorhinus sumatrensis
harrissoni) adalah subspesies yang terancam punah dari badak
Sumatera.
Badak ini pernah menyebar di Kalimantan. Jumlah
populasi badak ini menurun menjadi 50 badak akibat dari perburuan badak untuk
culanya dan kehilangan habitat. Populasi badak Sumatera Timur masih tersisa di Sabah.
4.
Musang Congkok
(latin : Prionodon Linsang)
Dengan berat
mencapai 5 kg dan mempunyai panjang sekitar 71 cm hewan ini cukup gesit untuk
memanjat pepohonan. Di temukan di wilayah pegunungan Aceh dan Sumatera Barat.
Mamalia kecil dan beberapa jenis serangga adalah makanan kesukaannya.
5. Singapuar (latin : Tarsius Bancanus)
Dijuluki sebagai primata terkecil di dunia. Mempunyai berat tubuh antara 80 – 140 gram dan panjang cuma 12 – 15 cm cukup layak bila disebut primata terkecil. Walaupun mempunyai sepasang mata yang besar yang ukurannya melebihi volume otaknya tapi hanya dapat digunakan pada malam hari saja. Mirip dengan burung hantu. Kepulauan Riau, kepulauan kalimantan dan sumatera bagian selatan juga tenggara adalah habitat aslinya.
6. Ikan Belida (latin : Notopetrus Chitala)
Dengan panjang
tubuh mencapai 87, 5 cm dan berat tubuh dapat mencapai 1 kg, cukup besar untuk
ukuran ikan air tawar. Bentuk tubuhnya seperti pisau dan makanan
kesukaannya adalah ikan-ikan kecil juga udang. Perairan air tawar di wilayah
jawa dan kalimantan merupakan habitat aslinya.
7. Harimau Sumatera ( latin : Panthera Tigris Sumatrae)
Harimau Sumatera adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, berat 300 pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 91 kg. Belang harimau Sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
Harimau
Sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini mampu hidup di
manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di
banyak tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal di cagar
alam dan taman nasional, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang
ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang 250 ekor lagi yang
dipelihara di kebun binatang di seluruh dunia.
8.
Anoa ( latin :
Bubalus Depressicornis)
Sekilas lebih
mirip kambing dengan ukuran yang besar. Yang membedakan dengan kambing selain
ukuran tubuhnya yang besar adalah adanya tanduk runcing yang mencapai 30 cm
panjangnya. Adalah termasuk mamalia yang mempunyai kuku genap. Anoa adalah
hewan khas Sulawesi. Ada dua
spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus
quarlesi)
dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya
tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa
akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak
tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat
kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk
diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa,
Anoa de Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan
Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura,
atau Anoa des Plaines.
9.
Burung Elang Jawa
( latin : Spizaetus Bartelsi)
Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul
yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat
kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam
dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan
sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis,
Ketika terbang, elang Jawa serupa dengan elang brontok (Nisaetus
cirrhatus) bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan
perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil. Bunyi nyaring
tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara
satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli.
Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski
perbedaannya cukup jelas dalam nadanya. Sebaran elang ini terbatas di Pulau
Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di
wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada
peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh
belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada
wilayah berlereng. Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai,
meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia.
Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon
tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang
berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran
kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampai
dengan anak monyet. Masa
bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni. Sarang berupa tumpukan
ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi
20-30 di atas tanah. Telur berjumlah satu butir, yang dierami selama
kurang-lebih 47 hari.
10.
Babirusa (latin :
babyrousa babyrussa)
Buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, jamur dan dedaunan merupakan makanan yang biasa disantap sehari-hari. Mempunyai taring yang mencuat keluar sebagai tameng mata dari duri dan rotan ketika mereka mencari makan. Habitatnya meliputi pulau sulawesi, kepulauan maluku dan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar