Rabu, 28 Maret 2012

SERIAL TENDANGAN SI MADUN



Assalamu’alaikum temans… aku akan mengulas tentang sinetron kesayangan Faris adikku, yaitu: “Serial TENDANGAN SI MADUN”.  Adikku memang sangat menyukai sinetron ini, karena tokoh utamanya adalah anak laki-laki yang gemar bermain bola bernama MADUN. Sinetron ini banyak memberikan contoh-contoh permainan bola yang sangat bervariasi.  Permainan bolanya sangat bagus, karena tokoh utama dari serial ini memang ASLI PEMAIN BOLA BERPRESTASI. Namanya  YUSUF MAHARDIKA PUTRA LINGGA.
Serial TENDANGAN SI MADUN bercerita tentang  perjalanan hidup Muhammadun alias Madun 11 tahun (Yusuf Mahardika) dalam memperjuangkan cita-citanya untuk menjadi seorang pemain bola. Bapaknya, H. Safe’i 40 tahun (Asrul Dahlan) yang guru ngaji keturunan Medan itu sangat ingin anaknya menjadi seorang kyai atau ustadz. Karena itu Safe’i selalu menghalangi upaya Madun menggapai cita-citanya itu. Bagi dia, pilihn untuk Madun hanya satu, yaitu jadi seorang ahli agama. Emaknya Madun, yaitu Kirana (Savira) yang asli Betawi menjadi serba salah. Satu sisi dia harus patuh pada suami yang anti bola,tapi disisi lain diapun tidak ingin menghalangi Madun mewujudkan cita-citanya. Dia tahu Madun sangat mencintai bola.


Dalam kesehariannya, Madun mempunyai banyak teman. Seperti biasanya, sebuah cerita tidak akan seru kalau tidak tokoh antagonisnya.  Dalam serial ini, tokoh antagonisnya adalah seorang anak laki-laki teman sepermainan Madun yang iri dengan kepandaian Madun bermain bola. Namanya Martin (Baron Yusuf). Berbeda dengan Madun, Martin sangat didukung oleh ayahnya yang seorang duda (Udin Nganga) dalam mewujudkan ambisinya menjadi pemain bola.  Udin tak segan-segan mengeluarkan biaya untuk mendatangkan pelatih professional bagi anaknya. Udin sangat antipati pada Safe’I dan menganggap musuh bebuyutan. Tapi adik Martin, Zaenab ( Audrey Nasution ) menyukai Madun. Udin selalu berusaha menjauhkan Zaenab dari Madun. Kedekatan Zaenab dan Madun membuatnya semakin membenci Safe’i. Safe’i dengan sikap tawadu/rendah hati tetap memperlakukan Udin sebagai sahabat.

Dalam perjalanannya mewujudkan impian menjadi pemain bola professional, Madun mendapatkan persaingan dan tantangan dari Martin. Karena Martin sangat didukung oleh ayahnya dan berlatih dengan pelatih yang didatangkan khusus bagi Martin dan Timnya.  Namun demikian, talenta dan kesederhanaan Madun dan usaha keras dalam berlatih, membuat Madun selalu lebih unggul dalam bermain bola. Martin seringkali menggunakan cara-cara yang tidak baik untuk menjegal langkah Madun, Martin dan ayahnya yang kaya raya seringkali mengiming-imingi uang kepada siapa saja yang mau ikut dalam tim dan menjegal Madun.

Dalam sinetron ini sering ditampilkan sosok Madun yang rendah hati dan rajin beribadah.  Kesenangannya bermain bola TIDAK MEMBUATNYA LUPA akan KEWAJIBAN SHALAT LIMA WAKTU dan juga MENGAJI. Walaupun kemampuan bermain bolanya sangat bagus, Madun TIDAK SOMBONG dan SELALU berusaha menolong temannya dalam hal apapun.  Kebencian ayah Madun pada bola, tidak membuat Madun yang sangat menyukai bola ini menjadi anak yang durhaka pada orang tua.  Dengan sabar, Madun berusaha mengikuti kemauan ayahnya.  Namun Madun juga sering mencuri waktu untuk bermain bola.

Sinetron ini mengajarkan kepada kita untuk selalu berusaha mewujudkan cita-cita dengan rajin berlatih dan beribadah. Berbakti kepada orang tua dan berteman dengan siapa saja tanpa memilih status social. Aku sangat kagum sama Madun, soalnya dia sangat sabar dan tidak sombong.  Walaupun cita-citanya ditentang keras oleh ayahnya, Madun tetap semangat mewujudkannya. Dan Madun tetap menghormati ayahnya. Banyaknya variasi permainan bola yang ditampilkan, membuat serial ini selalu ditunggu oleh penonton, seperti Faris adikku. Kalau ada trik Madun yang baru, ia akan selalu mencoba meniru. Teman-teman, contohlah si Madun yang baik hati dan sabar. Jangan seperti si Martin yang suka marah-marah dan nakal… Penasaran dengan pemeran Madun dan Martin ? tunggu tulisanku berikutnya ya…


Sumber : http://www.mdentertainment.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar