Allah SWT Berfirman :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Qs. Al-Isra’/17: 36).
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut”.
Bulan Februari adalah bulannya si VIRUS MERAH JAMBU….Kita sering mendengar ataupun menyaksikan tayangan di televisi pada bulan Pebruari dipenuhi dengan nuansa warna merah muda/pink. Katanya sih dalam rangka `valentine day’ atau hari kasih sayang. Biasanya valentine day ini dirayakan pada setiap tanggal 14 Pebruari. Aku pernah bertanya pada orang tuaku, apa itu valentine day? Mama hanya tersenyum, begitu juga papa. Kemudian kami mencari informasinya di internet.
Terdapat banyak versi tentang asal perayaan Valentine Day. Rizki Ridyasmara, misalnya, dalam bukunya “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen. So What?” menguraikan tentang beberapa versi tentang asal usul Valentine Day. Dari uraiannya, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa sejarah Valentine Day bisa ditinjau dari dua versi, yaitu dari tradisi kepercayaan Romawi Kuno dan tradisi yang berkembang di tengah-tengah umat Kristiani. Kedua versi itupun saling berkaitan.
Umat Islam memang tidak dilarang untuk mengikuti budaya orang lain, dengan syarat yang diikuti tersebut tidak bertentangan dengan aturan Islam. Sementara perayaan hari valentine yang merupakan budaya non-muslim justru dijadikan momentum untuk menyampaikan rasa cinta dan kasih sayang kepada pasangan lawan jenisnya, atau lebih dikenal dengan istilah “pacaran”. Biasanya, para remaja akan memberikan hadiah kepada kekasihnya dengan mengucapkan “Be My Valentine”, Jadilah valentinku. Hadiah itu bisa berbentuk bunga mawar, cokelat, atau benda lain yang disukai pasangannya yang biasanya dihiasi warna pink atau ungu.
Pajangan Coklat menyambut hari Valentine di sebuah Toko |
Masih penasaran dengan sejarah/asal mula Valentine ??
Pada masa Romawi Kuno, dikenal tradisi paganisme (dewa-dewi) dan tradisi penyembahan berhala. Salah satu tradisi sekaligus kepercayaan yang berkembang ketika itu adalah adanya pandangan bahwa pertengahan Februari dipandang sebagai periode cinta dan kesuburan. Bahkan dalam sejarah kalender Athena Kuno, antara Januari dan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Suasana Pesta Valentine Remaja |
Sementara di Roma Kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, berasal dari nama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Para pendeta pun di masa itu melakukan ritual setiap tanggal 15 Februari berupa penyembahan kepada dewa Lupercalia dengan mengorbankan kambing. Dua hari sebelumnya, tanggal 13 dan 14 Februari dilakukan persembahan kepada dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Di hari itu, para pemuda mengundi nama para gadis di sebuah kotak lalu mengacak dan mencabut namanya. Gadis yang terpilih akan menjadi kekasihnya selama setahun untuk dijadikan objek hiburan. Para pemuda itu juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini.” Tuhan ibu itu adalah dewi cinta. Akibatnya, perempuan menjadi pelampiasan nafsu kaum lelaki. Pada tanggal 15, dilakukan upacara ke kuil meminta perlindungan kepada dewa Lupercus dan para pemuda membawa potongan kambing yang ia mereka persembahkan lalu melecut gadis-gadis. Para gadis itu pun berebut untuk dilecut karena percaya akan menambah kecantikan dan kesuburan mereka.
Pada masa selanjutnya, berkembanglah agama Kristen Katolik dan memasuki wilayah Roma. Untuk menarik simpati dari penduduk Roma, mereka mengadopsi beberapa tradisi dan upacara paganisme dan mempolesnya dengan nuansa Kristiani dengan harapan mereka berpikir bahwa ada kesamaan antara keyakinan Roma Kuno dengan keyakinan Kristen sebagai ajaran baru. Mereka pun mengganti nama-nama dewa dengan nama-nama Paus dan Pastor. Salah seorang pendukung yang terkenal adalah Kaisar Konstantine dan Paus Greogory I. Salah satu upaya yang mereka lakukan adalah menjadikan upacara Romawi Kuno pertengahan Februari tersebut menjadi Hari Perayaan Gereja pada tahun 496 M dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan diyakini wafat tanggal 14 Februari. Bahkan, keinginan untuk mengubah tradisi Romawi ini, para pendeta juga memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan Ibu” dengan kalimat “dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani.” Akan tetapi ada pula pendapat lain bahwa Kristen melakukan hal tersebut bukan ingin menarik simpati penduduk Roma, akan tetapi menandingi tradisi penduduk Roma. Yang jelasnya, ada keterkaitan yang erat antara tradisi dan kepercayaan Romawi Kuno dan kebijakan pihak Gereja dalam mempopulerkan Valentine Day.
Bagaimana teman-teman, apa pendapat kalian ? Jadi kesimpulannya, Valentine adalah hari kasih sayang yang berasal dari budaya non-muslim. Bagaimana dengan kita sebagai muslim? Kasih sayang antara sesama muslim tidak hanya dirayakan pada satu hari saja. Setiap hari kita harus saling menyayangi antara sesama muslim. Bukankah semua muslim itu bersaudara? Kasih sayang dan rasa cinta diberikan kepada orang lain harus karena Allah, niscaya wujud cinta tersebut akan mempererat silaturrahim dan semakin dekat kepada Allah SWT.